Jumat, 29 Agustus 2014

16 Tahun Reformasi Dan Masa Depan Gerakan Kiri Indonesia Bagian I

16 Tahun Reformasi Dan Masa Depan Gerakan Kiri Indonesia Bagian I


16 Tahun Reformasi
Siapa Musuhnya?

Era Soekarno terutama pada tahun 60-an, merupakan era dimana terdapat mobilisasi rakyat besar-besaran dalam kerangka membangun Indonesia kedepannya. Rakyat dimana-mana berbondong-bondong berorganisasi, melancarkan demonstrasi, rapat-rapat akbar ataupun pengambilalihan tanah. Kekuatan utama mobilisasi tersebut terletak pada kaum buruh dan petani. Semuanya bertujuan untuk memanifestasikan perspektif-perspektif Indonesia kedepan seperti kemandirian dalam bidang politik, ekonomi dan budaya. Ditengah gegap gempita perjuangan membangun Indonesia kedepan tersebut terdapat kekuatan-kekuatan yang tersingkir. Mereka adalah Tentara (khususnya Angkatan Darat) serta tuan tanah dan borjuasi dari berbagai partai politik pro-kapitalis.
Kenaikan Rejim Militer Soeharto adalah salah satu buah dari borjuasi Indonesia yang tidak mampu bersaing dengan kekuatan rakyat yang terus menerus memobilisasi dan semakin radikal. Semakin lama semakin kecil dukungan terhadap mereka maka semakin mereka menyandarkan diri pada kekuatan Imperialisme dan militer, khususnya pada waktu itu Angkatan Darat. Untuk menuntaskan pertarungan tentang masa depan Indonesia dengan kekerasan.
Konsepsi politik mereka dirancang oleh seorang Jenderal bernama Ali Murtopo. “Murtopo mengerti sekali hubungan antara mobilisasi massa, peran partai politik, dan pengelompokan organisasi massa di sekitar partai-partai. Kebijakan pembantaian, teror dan penindasan diarahkan kepada partai yang paling efektif dalam menarik rakyat ke dalam aktivitas. Orang-orang desa dilarang sama sekali berpartisipasi dalam ativitas partai – kecuali mencoblos pada saat pemilihan umum – dan itu merupakan kebijakan sentral dalam melembagakan kepasifan politik“.
Diatas konsepsi massa mengambang tersebut terdapat struktur “Negara dalam Negara” dari militer khususnya Angkatan Darat. Juga manipulasi sejarah dibentuk untuk membenarkan dan memperkuat kekuatan Rejim Militer Soeharto. Satu-satunya partai yang bisa bergerak bebas dan juga mendapatkan dukungan dari Rezim Militer Soeharto adalah Golongan Karya (Golkar). Hal ini tidak terlepas dari fakta bahwa Golkar sendiri dibangun oleh tentara (khususnya Angkatan Darat) dengan tujuan awalnya untuk menggerogoti kebijakan Soekarno. Walaupun pada saat itu bertopengkan dukungan terhadap kebijakan Soekarno.
Tidak lama setelah berdiri Rezim Militer Soeharto, UU yang paling pertama disahkan adalah UU Penanaman Modal Asing. Diselenggarakan juga Konferensi antara “Mafia Berkely” dengan berbagai perusahaan multinasional yang hasilnya adalah membagi sumber daya alam Indonesia ke berbagai perusahaan multinasional. Ketergantungan yang lain terhadap kekuatan Imperialis adalah melalui kucuran hutang. Yang pada saat kejatuhan Soeharto kurang lebih 30 persen dari hutang tersebut dikorupsi oleh kroni-kroninya. Borjuis-borjuis tidak bersenjata berkembang dari ketergantungan tersebut disekeliling Rezim Militer Soeharto (kapitalis bersenjata). Mereka yang tidak memiliki kedekatan dengan Soeharto tersingkir.
Yang ingin dibangun oleh Rezim Militer Soeharto bertentangan sepenuhnya dengan apa yang ingin dibangun saat Soekarno. Membangun bangsa dengan mendorong keterlibatan rakyat dalam organisasi-organisasi rakyat serta mobilisasi politik vs membangun bangsa dengan kepatuhan serta demobilisasi dan deorganisasi rakyat dibawah senjata. Kemandirian politik, ekonomi dan budaya vs ketergantungan terhadap modal internasional. Ditengah kekuatan rakyat semakin lama semakin membesar sementara militer, tuan tanah dan borjuasi semakin lama semakin kecil dan kalah maka satu-satunya cara adalah dengan penindasan luar biasa.

Siapa Yang Berjuang?

Kenaikan Rezim Militer Soeharto membawa perubahan yang sangat besar didalam seluruh sendi kehidupan rakyat Indonesia. Rezim Militer Soeharto memotong sejarah perjuangan klas buruh termasuk juga organisasinya. Kaum buruh yang memberikan sumbangan luar biasa dalam perjuangan kemerdekaan dan revolusi nasional dihabisi saat naiknya Rezim Militer Soeharto. Ratusan ribu aktivis buruh dan rakyat dihabisi dengan pembunuhan, terror, pemenjaraan dan pembuangan. Kekuatan pro kapitalisme khususnya militer merupakan kekuatan yang sangat anti terhadap kekuatan buruh. Bersamaan dengan proses penggulingan Soekarno, militer menghabisi ratusan ribu aktivis buruh militan dan revolusioner. Hal yang sama terjadi hampir diseluruh negeri manapun ketika militer merebut kekuasaan. Bersamaan dengan penyerbuan Istana Moneda, tempat Presiden Chili Salvador Allende bertahan, militer mengirimkan grup-grup pasukan untuk masuk kedalam pabrik-pabrik dan menangkap ataupun membunuh aktivis-aktivis buruh.
Rezim Militer Soeharto bukan saja menghabisi ratusan ribu hingga jutaan rakyat namun menghancurkan revolusi yang sedang dibangun oleh rakyat Indonesia. Ketika kesadaran revolusioner, politik mobilisasi massa dan partai revolusioner adalah faktor subjektif yang penting bagi sebuah proses revolusi maka itulah yang menjadi sasaran penghancuran Rezim Militer Soeharto. Hanya partai-partai yang mendukung Rezim Militer Soeharto diperbolehkan ada, bahkan dari 9 partai politik kemudian dipaksa disederhanakan menjadi 3 partai politik. Nasib yang serupa menimpa organisasi-organisasi rakyat (termasuk juga serikat buruh). Struktur militer diperkuat hingga ke desa-desa, pabrik-pabrik dan kampus-kampus untuk mengontrol seluruh sendi kehidupan rakyat. Untuk menghabisi mobilisasi massa, peran partai politik dan pengelompokan organisasi massa di sekitar partai-partai maka diterapkan kebijakan “massa mengambang“. Rezim Militer Soeharto juga kemudian menulis ulang sejarah dengan versi militer, menghapus semua ingatan tentang revolusi termasuk juga melarang semua pemikiran yang dapat membangkitkan kesadaran tersebut.
Pada akhir tahun 1980-an penanaman modal asing serta hutang luar negeri banyak menyasar tanah-tanah para petani. Sementara itu aktor perlawanan di Indonesia yaitu mahasiswa akhirnya juga dijatuhi kebijakan “massa mengambang” oleh Rezim Militer Soeharto pasca perlawanannya ditahun 1978. Disisi lain juga masuknya pelajaran-pelajaran dari perjuangan internasional dalam menggulingkan rezim otoriter ke Indonesia.
Kondisi tersebutlah yang menjadi landasan awal perkembangan gerakan radikal setelah hampir dua dasawarsa ditindas oleh Rejim Militer Soeharto. Adalah dari mahasiswa-mahasiswa yang memegang perspektif turun ke rakyat, serta rakyat yang berhasil diorganisir dan dimajukan kesadarannyalah yang menjadi unsur pembentuk Partai Rakyat Demokratik. Mereka tergabung dalam berbagai organisasi massa yaitu Solidaritas Mahasiswa Indonesia untuk Demokrasi (SMID), Pusat Perjuangan Buruh Indonesia (PPBI), Serikat Tani Nasional (STN) dan Jaringan Kerja Kesenian Rakyat (JAKKER) dan mendeklarasikan sebuah partai bernama Partai Rakyat Demokratik pada tanggal 15 April 1996.
Pendirian Partai Rakyat Demokratik (PRD) merupakan titik awal perkembangan gerakan radikal dimasa itu. Proses pendirian PRD adalah “hasil dari proses debat dan perpecahan yang dilandaskan pada penolakan terhadap strategi apapun yang tidak meletakkan mobilisasi massa pada titik sentralnya“. Kemunculan PRD menunjukan munculnya organisasi yang mengintervensi aksi buruh dan petani yang sedang bangkit secara spontan dengan mendorong dan membangun aksi sebagai strategi secara nasional. Tujuan utama dari politik mobilisasi massa tersebut adalah menyatukan kekuatan rakyat melawan kediktaktoran dan membuka ruang demokrasi.
Hal ini bertolak belakang dengan pertama tentunya dengan kebijakan “massa mengambang” Rezim Militer Soeharto. Demikian juga hal ini berbeda dengan strategi taktik Kelompok Studi, LSM maupun berbagai kelompok oposisi lainnya. Untuk membangun perspektif seperti itu maka perlu dahulu menegaskan sikap dan mengkritik kelompok-kelompok oposisi Rezim Militer Soeharto yang menolak ataupun tidak menggunakan strategi pengorganisiran dan mobilisasi massa. Kritik dilancarkan pada kelompok seperti Petisi 50 yang “tak punya basis massa“, Forum Demokrasi (Fordem) yang tidak “memobilisir massa mengatasnamakan kelompoknya” demikian juga dengan Front Aksi Mahasiswa Indonesia yang tidak menyandarkan dirinya pada buruh dan petani. Hal serupa juga kritik terhadap LSM-LSM yang disatu sisi terlihat mengorganisir massa namun hubungannya dengan kapitalisme (baca: donor) membuatnya berkepentingan untuk memagari perlawanan rakyat.
Perjuangan membuka ruang demokrasi mobilisasi massa semakin hari semakin membesar. Terjadi kemarahan rakyat yang besar di Jakarta terutama, terkait dengan pembelaan terhadap Megawati. Demikian juga ratusan ribu rakyat turun ke jalan ketika kampanye pemilu 1997 dengan slogan “Mega-Bintang-Rakyat“. Krisis ekonomi 1998 meledakan mobilisasi massa tersebut dan menjadi akhir dari Soeharto sebagai presiden.

Bagaimana Dengan Para Elit Politik Borjuasi Kita?

Sedikit sekali oposisi borjuis terhadap Rezim Militer Soeharto pada massa itu, Petisi 50 dan Forum Demokrasi sebagai contohnya. Peran borjuis dalam perjuangan rakyat melawan Rejim Militer Soeharto juga bisa dikatakan tidak ada. Selain berputar-putar ditataran elit semata. Semua oposisi borjuis tersebut menderita satu penyakit yang sama yaitu: menolak menjelaskan dan menyerukan kepada rakyat apa yang mereka perjuangkan dan termasuk juga tidak melakukan pengorganisiran dan mobilisasi massa.
Ketika gelombang reformasi berhasil menjatuhan Soeharto dan masih terus bergerak, mereka justru bersembunyi dan membuat Deklarasi Ciganjur. Diprakarsai oleh beberapa organisasi mahasiswa (antara lain FKSMJ, Satgas KM-ITB dan Kesatuan Aksi Mahasiswa Siliwangi); Megawati Soekarnoputri, Abdurrahman Wahid (Gus Dur), Sri Sultan Hamengku Buwono X dan Amien Rais berkumpul di Ciganjur. Pada intinya mereka memberikan legitimasi terhadap Rezim Habibie maupun Dwi Fungsi ABRI. Menuntaskan reformasi 1998 ataupun menempatkan militer secara professional tidak ada dikepala mereka.
Mereka mencari-cari cara agar Rezim Militer Soeharto dapat dengan suka rela menyerahkan kekuasaannya. Namun disisi yang lain gerakan rakyat tidak semakin membesar. Sehingga mereka dapat mengambil bagian kekuasaan yang terbesar paska Rejim Militer. Tugas-tugas membuka ruang demokrasi melawan Rezim Militer Soeharto yang seharusnya menjadi tanggung jawab mereka, tidak dijalankan. Tidak mengherankan hingga kini dukungan mereka terhadap demokrasi, memutus hubungan dengan orde baru dan militerisme selalu setengah hati.
Paska reformasi berbagai faksi borjuis sudah pernah berkuasa, baik yang dinilai paling “dekat” dengan rakyat maupun mantan-mantan petinggi militer. Setelah Gus Dur dijatuhan dengan aliansi antara sisa Orde Baru, Militer, Poros Tengah dan PDI Perjuangan, neoliberalisme semakin masif dijalankan. Selain memasifkan kebijakan Neoliberal, Rejim Megawati juga merestorasi sisa-sisa Orde Baru, yaitu Golkar dan Militer. Itu juga berarti pembukaan sejarah (yang salah satunya termasuk Pengadilan HAM) semakin jauh dari harapan. Demikian juga Rejim Megawati memegang rekor yang paling banyak memenjarakan aktivis paska Rejim Militer Soeharto.
Baik Habibie, Gus Dur, Megawati hingga SBY tetap menjalankan kebijakan Neoliberal dengan pencabutan subsidi, privatisasi, liberalisasi perdagangan, reformasi pasar tenaga kerja, hutang luar negeri dan reformasi birokrasi. Para borjuasi Indonesia tersebut terikat tangan kaki dengan kekuatan Imperialisme. Menjadi boneka yang patuh menjalankan kebijakan-kebijakan Neoliberalisme mereka. Kebijakan tersebut hanya dapat dijalankan bersamaan dengan penyempitan ruang demokrasi. Berbagai macam undang-undang anti demokrasi disahkan seperti UU Anti Terorisme, Organisasi Massa, Keamanan Nasional, dsb, dsb. Walaupun secara legal ada hak untuk menyampaikan pendapat namun kita masih melihat bagaimana petani dibunuh oleh tentara atau polisi ketika menuntut tanahnya yang dirampas.
(Bersambung………).
Oleh : Ignatius Mahendra KusumawardhanaKontributor Arah Juang dan Anggota KPO-PRP.



Minggu, 24 Agustus 2014

Saatnya Parpol Kembalikan kepercayaan RakyatMedan - Gerakan Mahasiswa Nasional Indonesia (GMNI) Medan menganggap partai politik (parpol) yang menjadi perahu bagi para calon wali kota merupakan salah satu sumber penyebab terjadinya tindakan korupsi. Pasalnya Politik Transaksional masih menjadi kebiasaan buruk yang sulit untuk diubah. Akibatnya, siapapun yang terpilih, tidak akan leluasa berbuat karena terhalang oleh hutang politik yang dituntut parpol kepada wali kota.
Ketua DPC GMNI Medan Andi Junianto Barus mengatakan, selama ini parpol yang ada masih belum memberikan pendidikan politik yang baik bagi masyarakat. Sehingga setiap kali ada perhelatan pemilihan umum atau pilkada , masyarakat akan melihat proses ini adalah ajang bagi-bagi uang, bingkisan atau sembako dari pihak yang berkepentingan unutk memperoleh suara. Sikap Pragmatis masyarakat ini tidak lahir begitu saja dimasyarakat, melainkan di sebabkan karena orang-orang di parpol memberikan pengajaran yang tidak baik seperti hal itu.
"Selama ini kan parpol tidak menjalankan fungsinya yang baik. Karena politik Transaksional itu masih menjadi kebiasaan dan kemudian mempengaruhi pola pikir masyarakat itu sendiri. Berarti kan parpol juga yang mengajari masyarakat untuk menjadi pragmatis, "katanya saat ditemui di Sekretariat DPC GMNI Medan,Jalan Kejaksaan,Medan,Rabu (20/8).
Ditambahkannya prilaku politikus terutama yang duduk di kursi parlemen khususnya Kota Medan, hanya beberapa saja yang benar-benar bekerja untuk kepentingan masyarakat. ini dibuktikan dengan banyaknya program pemerintah yang sejatinya untuk kepentingan masyarakat dan berjalan secara kesinambungan akhirnya hanya di laksanakan sebatas seremonial belaka.Namun, substansinya jarang sekali bisa di rasakan secara adil dan merata.Sehingga perlu ada solusi dari parpol itu sendiri, untuk bisa mengusung kandidat yang benar-benar bersih dan bebas dari korupsi atau potensi korupsi.
 "Sebenarnya jika memang parpol mau serius dan punya komitmen terhadap amanah rakyat, terutama mereka yang ada di parlemen untuk bekerja sebagaimana seharusnya, politik transaksional itu bisa di redam.Dengan begitu, rakyat juga akan semakin cerdas memilih mana figur yang pantas melalui visi misi dan program serta kecerdasannya," ujarnya.
Andi melihat sampai sekarang belum ada sosok yang di anggap membawa perubahan kota medan ke arah yang lebih baik. Namun,pihaknya tetap berharap di pilwako Medan 2015 mendatang akan muncul figur yang bisa diandalkan untuk membawa perbaikan,tentunya dengan tidak lagi melakukan politik transaksional oleh parpol. Dan kemampuan finansial bukanlah jaminan seseorang bisa memenangkan suara rakyat.
"Kita berharap masyarakat bisa lebih jeli mencari calon pemimpin yang akan dimenangkan.Bukan karena popularitas dimedia atau kemampuan finansial. Supaya kepercayaan masyarakat kepad proses politik yang baik,akan bertambah," sebutnya.
Pihaknya menilai,saat ini sosok figur yang ideal itu jauh lebih diminati oleh masyarakat dari pada partai pengusungnya sendir. (bal/rbb)








Epaper Harian Sumut Pos
EPAPER.SUMUTPOS.CO

Rabu, 13 Agustus 2014

Kita g Tau Kapan berakhirnya Hidup kita Semua

Assalamualaikum.
Bismillahirahmanirahim.
Kehidupan adalah anugrah atau rizky yang di beri ALLAH SWT sangat tidak terbalaskan dengan apa pun kita membalasnya...
jadi bersyukur lah kita yang berumur panjang dan bersykur lah kita yang masih di beri kesempatan untuk bernapas sampai hari ini juga...
dengan cara apa kita menyukurinya..?
dengan cara bertaat kepada sang pencipta dan bertobat kepada nya..
tetapi apa daya kita sebagai manusia yang tercipta paling sempurna di banding ciptaan tuhan yang lainnya di dunia ini,tetapi kita pula yang paling berdosa kepada Sang Pencipta pula...
memang Dunia ini cukup indah sehingga manusia yang berpikiran sempurna terperdaya dengan dunia ini..
di balik keindahan ini dunia juga menyelipkan ke burukkan dan ke kejaman yang terkandung di dalamnya...
termasuk saya yang ingin sekali tetap lurus di jalan ALLAH SWT tetapi godaan untuk menjadi orang yang taat kepada sang pencipta sangat berat yang ku rasa kan,,,,
aku ingin menangis bila ingat semua dosa-dosa yang pernah aku laku kan di dunia ini...
YA ALLAH berilah aku titik kecerahan untuk menuju taubat di jalan mu..
AMIN....!!!
mungkin bisa setelah menullis artikel ini aku di panggil sang pencipta dan mungkin esok dan mungkin esoknya lagi dan seterusnya...
jadi yang ku harapkan kepada ALLAH SWT,ampuni lah segala dosa kedua orang tuaku,kakek-kakek dan nenek-nenekku,saudara-saudaraku dan aku hambamu yang hina ini...
dan yang terutama aku minta maaf kepada orang tua ku yang selalu ku susahin dan yang selalu aku lawan setiap perkataan nya,Mamak dan Bapak aku minta maaf ya dan tidak lupa juga aku meminta maaf kepada pacar ku sendiri (Selvia Florentina) yang sering ku sakitin dan aku minta maaf kepada teman-teman,rekan,kerabat,saudara, dan saudara seperjuangan ku,bila mana aku pernah berbuat,berkata yang tidak berkenan di hati beliau-beliau sekalian aku minta maaf yang sebesar-sebesarnya.
dan yang teakhir aku minta tolong kepada yang membaca artikel ini,bila mana aku tidak sempat bertemu orang tuaku lagi,tolong sampaikan lah maaf ku ini dan sampai kan lah aku membuat artikel ini untuk teman-teman ku semua dan Beliau orang tua ku sendiri..
sebelum dan sesudah nya saya berterima kasih kepada kalian semua yang membaca dan menyampaikan amanah ku... wasalam.... :)

                                                                                                                Kamis 14 agustus 2014



                                                                                                                      Wahyudi

Minggu, 10 Agustus 2014

PENGALAMAN HIDUP



            Sebelum saya menceritakan pengalaman hidup saya,sebaiknya saya memperkenalkan diri saya terlebih dahulu :
Nama                          : Wahyudi
Nama Panggilan       : Wahyudi tHOck
Alamat                        :  Ling. III Tanjung Langkat Kab. Langkat Kec. Salapian
Pekerjaan                  : Mahasiswa di STTH ( Sekolah Tinggi Teknik Harapan) Medan
Jurusan                      :  S1 Teknik Informatika
Alamat                        : Jln.Hm Jhoni Medan
Assalamualaikum wr.wb...
Bismillahirahmannirahim.....
Hmmmm...!!!
            Pengalaman hidup ialah pengalaman,kejadian atau story yang pernah di alami di kehidupan seorang makhluk Tuhan.yang terkadang Manis dan yang terkadang bisa sangat menyedihkan bagi kita.
Pengalaman saya sangat luar biasa bagi saya yang merasakan nya sich,tapi bagi orang ya saya tidak tahu mereka menganggapnya bagaimana pengalaman saya ini.
Saya tamat dari Sekolah Menengah Atas (SMA) tahun 2010 dan setelah saya tamat saya mencoba untuk Tes di dunia Militer ya itu TNI AD,Sekali saya mengikuti Tes Kemiliteran sudah langsung gagal karena saya mempunyai penyakit yang sangat Patal dan patal bagi seorang Militer sehingga mereka tidak mengizinkan saya atau menerima saya sebagai seorang militer,jadi saya gagal untuk jadi seorang Militer,padahal cita-cita saya mulai dari kecil adalah menjadi Tentara,itu yang saya harapkan sampai saat ini,tapi apa daya ALLAH tidak berkehendak atas cita-cita saya,kenapa saya tidak di terima jadi tentara,karena saya Buta warna,saya pun heran kenapa saya bisa terkena penyakit itu? Padahal ayah dan ibu saya tidak mempunyai penyakit itu tapi kenapa saya bisa?tapi tak mengapa lah,karena ini sudah suratan yang maha kuasa,apapun yang di takdirkan olehnya,berarti itu lah yang terbaik untuk hidupku,Terima kasih ya ALLAH.
Setelah gagal untuk menjadi seorang Militer saya pun mengambil tindakan untuk meraih kesuksesan di jalan lain yaitu Kuliah.Dan setelah saya memikirkan itu dan di dukung oleh orang tua saya yang saya sayangi dan saya banggakan,dan mendatar lah saya di sebuah fakultas di Medan,yang bernama STTH (Sekolah Tinggi Teknik Harapan) yang bertempat di jln.Hm Jhoni Medan,setelah mendaftar beberapa minggu pun saya mengikuti Testing untuk menjadi Mahasiswa di kampus tersebut.Setelah mengikuti Tes tersebut pun beberapa minggu kemudian pengumuman lah siapa-siapa yang terpilih menjadi Mahasiswa di kampus tersebut dan salah satu nya saya termasuk di dalam Mahasiswa yang terpilih untuk menjadi Mahasiswa di kampus tersebut.setelah itu beberapa minggu kemudian masa OSPEK pun tiba dan saya mengikuti OSPEK tersebut yang ada pengalaman dalam masa OSPEK tersebut ada yang sedih dan ada yang manis karena bnyak mempunyai Teman dan banyak mendapatkan pengalaman,dan beberapa Minggu kemudian kampus di buka untuk Mahasiswa-mahasiswa baru yang akan mengikuti studi di kampus tersebut.dan saya mengikuti semester demi semester yang saya lalui,dan saya pun tak kalah nya saya pun bergaul dengan teman baru dan pengalaman baru yang ada di medan ini,rupanya saya terjerumus ke dunia hitam,sampai-sampai sepeda motor saya dua unit hilang di rampok gemot dan yang satu dari dua itu sepeda motor saya di jual teman saya sendiri dan dia tak mengakui hal tersebut.jadi saya sekarang susah dan orang tua pun sudah lelah untuk memberi pengarahan kepada saya,jadi saya sekarang untuk menghidupi diri saja sekarang harus berusaha sendiri,untuk membayar uang kuliah,untuk tempat tinggal dan untuk makan saya.dan hari demi hari saya lalui tanpa biaya dari orang tua lagi,saya pun menumpang hidu dan tempat tinggal dengan teman-teman saya yang satu kampung saya sendiri,lama kelamaan pun saya merasa risih karena saya rasa mereka sudah bosan untuk saya tumpangi,jadi saya ketempat teman saya yaitu senioran saya yang satu oramawa dengan saya dan dia memberi tempat tinggal dan tugas yang di berikannya kepada saya hanya mengurusi rumah tersebut dan belajar di rumah tersebut,saya pun agak bernapas lega dan bersyukur kepada yang Maha Kuasa,karena di dalam kesusaha itu ada hikmahnya asal kita masih berusaha.waktu pun berlalu saya tinggal di rumah tersebut yaitu rumah tempat perkumpulan Organisasi,allhamdulillah lah biaya kehidupan saya pun di tanggung oleh penasehat Organisasi tersebut,ya namanya orang susah ya saya di perlakukan sebagaimana rang susah di perlakukan,yang terkadang saya pun merasa jemu dan bosan karena yang memberi tempat tinggal saya tadi yang bernama Andi junianto Barus itu selalu merepetin saya,yang tiap harinya saya tidak ada benarnya di mata dia,ya saya tabah dan tawakal aja untuk menghadapi itu semua,ya nama dia yang memberi tempat tinggal ini ya saya harap maklum saja dan sadar diri saja,yang terkadang dia sesuka hati nya kalau berbicara dengan saya yang membuat perasaan saya tersakiti,ya tak apa lah,demi kebaikan saya juganya yang di bilang nya tersebut.hari demi hari pun saya lalui dengan perkataan-perkataan yang menyakiti saya di rumah itu saya tetap haru kuat untuk menjalani nya.ya semoga saya kuat dan semakin sukses.karena perkataan-perkataa beliau tersebut menjadi motivasi saya untuk merubah diri saya yang amburadul ini.begitu lah pengalaman saya yang saya lalui sampai saat ini,Harapan saya dan doa saya semoga saya Selesai dengan lancar kuliah saya dan menjadi orang sukses untuk kedepan nya dalam kehidupan saya,seperti yang di harapkan orang tua saya yang sangat-sangat saya cintai dan saya sayangi.AMIN....!!! AMIN...!!! YA RABAL ALAMIN.dan saya harapkan kepada beliau yang membaca artikel saya ini turut mendoakannya...
Sebelum dan sesudahnya saya ucapkan terima kasih kepada ALLAH yang memberi saya dan umatnya kesehatan dan yang tidak lupa saya berterima kasih kepada Orang tua saya yang sangat saya cintai dan saya sayangi yang sudah bersusah payah untuk mendidik,mengurus,membiayai dan menyekolahkan saya dan yang tidak lupa saya ucapkan kepada pembaca juga... J
                                                                                                            Medan 10 Agustus 2014



                                                                                                                        Wahyudi