Medan - Gerakan
Mahasiswa Nasional Indonesia (GMNI) Medan menganggap partai politik
(parpol) yang menjadi perahu bagi para calon wali kota merupakan salah satu
sumber penyebab terjadinya tindakan korupsi. Pasalnya Politik Transaksional
masih menjadi kebiasaan buruk yang sulit untuk diubah. Akibatnya, siapapun yang
terpilih, tidak akan leluasa berbuat karena terhalang oleh hutang politik yang
dituntut parpol kepada wali kota.
Ketua DPC GMNI Medan Andi Junianto Barus
mengatakan, selama ini parpol yang ada masih belum memberikan pendidikan
politik yang baik bagi masyarakat. Sehingga setiap kali ada perhelatan
pemilihan umum atau pilkada , masyarakat akan melihat proses ini adalah ajang
bagi-bagi uang, bingkisan atau sembako dari pihak yang berkepentingan unutk
memperoleh suara. Sikap Pragmatis masyarakat ini tidak lahir begitu saja
dimasyarakat, melainkan di sebabkan karena orang-orang di parpol memberikan
pengajaran yang tidak baik seperti hal itu.
"Selama ini kan parpol
tidak menjalankan fungsinya yang baik. Karena politik Transaksional itu masih
menjadi kebiasaan dan kemudian mempengaruhi pola pikir masyarakat itu sendiri.
Berarti kan parpol juga yang mengajari masyarakat untuk menjadi pragmatis,
"katanya saat ditemui di Sekretariat DPC GMNI Medan,Jalan Kejaksaan,Medan,Rabu
(20/8).
Ditambahkannya prilaku
politikus terutama yang duduk di kursi parlemen khususnya Kota Medan, hanya
beberapa saja yang benar-benar bekerja untuk kepentingan masyarakat. ini
dibuktikan dengan banyaknya program pemerintah yang sejatinya untuk kepentingan
masyarakat dan berjalan secara kesinambungan akhirnya hanya di laksanakan
sebatas seremonial belaka.Namun, substansinya jarang sekali bisa di rasakan
secara adil dan merata.Sehingga perlu ada solusi dari parpol itu sendiri, untuk
bisa mengusung kandidat yang benar-benar bersih dan bebas dari korupsi atau
potensi korupsi.
"Sebenarnya jika
memang parpol mau serius dan punya komitmen terhadap amanah rakyat, terutama
mereka yang ada di parlemen untuk bekerja sebagaimana seharusnya, politik
transaksional itu bisa di redam.Dengan begitu, rakyat juga akan semakin cerdas
memilih mana figur yang pantas melalui visi misi dan program serta
kecerdasannya," ujarnya.
Andi melihat sampai
sekarang belum ada sosok yang di anggap membawa perubahan kota medan ke arah
yang lebih baik. Namun,pihaknya tetap berharap di pilwako Medan 2015 mendatang
akan muncul figur yang bisa diandalkan untuk membawa perbaikan,tentunya dengan
tidak lagi melakukan politik transaksional oleh parpol. Dan kemampuan finansial
bukanlah jaminan seseorang bisa memenangkan suara rakyat.
"Kita berharap
masyarakat bisa lebih jeli mencari calon pemimpin yang akan dimenangkan.Bukan
karena popularitas dimedia atau kemampuan finansial. Supaya kepercayaan
masyarakat kepad proses politik yang baik,akan bertambah," sebutnya.
Pihaknya menilai,saat ini
sosok figur yang ideal itu jauh lebih diminati oleh masyarakat dari pada partai
pengusungnya sendir. (bal/rbb)
Epaper Harian Sumut Pos
EPAPER.SUMUTPOS.CO
Tidak ada komentar:
Posting Komentar